Salah satu tips agar lolos seleksi administrasi adalah dengan melakukan CV tailoring atau resume tailoring, yaitu menyusun CV secara lebih seksama untuk membuatnya lebih sesuai dengan pekerjaan yang akan dilamar. Meski agak sedikit merepotkan di awal, CV yang dikemas secara efektif seperti ini bisa memperbesar peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan impianmu.
Perlu kita sadari bahwa HRD harus membaca puluhan bahkan ratusan CV para pencari kerja. Sebagus apapun kualitas pribadi dan akademismu, ada kemungkinan CV-mu luput dari perhatian atau mudah terlupakan. CV tailoring adalah kunci yang memastikan HRD melihat kualitas yang mereka cari dalam dirimu, terutama melalui poin-poin berikut ini:
Kunci dari resume tailoring adalah untuk menonjolkan segala kualitas yang kamu miliki yang akan sangat bermanfaat dalam pekerjaan yang kamu lamar. Dengan ini, kamu bisa mengesankan bahwa kamu adalah kandidat yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. Sehingga, mereka akan tertarik untuk mengenalmu lebih jauh dengan cara mengundangmu pada tahapan seleksi berikutnya.
Kesulitan umum seorang fresh graduate dalam membuat CV adalah minimnya pengalaman yang relevan. Maka dari itu, kamu harus bisa menonjolkan keunggulan yang kamu miliki secara optimal. Dengan begitu, HRD akan lebih mudah melihat adanya potensi dalam profilmu.
CV atau resume yang disusun menyesuaikan deskripsi pekerjaan pasti akan terlihat lebih mengesankan. Hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa kamu memang memiliki minat yang tinggi terhadap pekerjaan tersebut. Kesan pertama yang kuat dan positif seperti ini akan cenderung melancarkan jalanmu pada proses seleksi berikutnya.
Interviewer akan menggunakan CV sebagai bahan untuk menggali potensimu lebih dalam lagi saat sesi wawancara. Jika dokumen yang kamu tampilkan sudah terfokus pada value yang sesuai, maka sesi interview pun akan memberi lebih banyak peluang untuk menonjolkan hal-hal yang positif dan relevan dari dirimu untuk pekerjaan tersebut.
Kamu tidak perlu membuat CV baru setiap kali akan melamar suatu pekerjaan. Buatlah satu saja file yang bersifat umum, lalu lakukan duplikasi dan editing untuk setiap lamaran. Resume tailoring juga tidak terlalu rumit, terutama bila jenis pekerjaan yang kamu lamar masih dalam lingkup yang sama. Cukup lakukan saja hal-hal berikut ini:
Bacalah deskripsi pekerjaan secara seksama dan temukan kualitas apa saja yang mereka ekspektasikan. Pastikan juga untuk mencari kualitas yang tersirat, meski tidak dicantumkan secara gamblang pada deskripsi. Keywords bisa berkaitan dengan pekerjaan terkait maupun bidang industrinya.
Keywords ini nantinya akan menjadi kunci untuk menyesuaikan susunan resume. Sebagai contoh, berikut adalah contoh keywords yang diambil dari sebuah lamaran pekerjaan.
Selain kata-kata yang di-highlight tersebut, kamu juga bisa menggunakan istilah-istilah lain yang berkaitan atau mencantumkan berbagai soft skill yang mendukung pekerjaan tersebut. Beberapa contoh kata kunci yang bisa kamu gunakan antara lain: kreatif, komunikatif, inisiatif, dan sebagainya. Kamu juga bisa menonjolkan pengalaman magang atau berorganisasi yang peranmu cukup signifikan di situ.
Selanjutnya, cobalah menilik ke website perusahaan untuk mencari tahu apakah ada prinsip, visi, misi, atau kultur perusahaan yang bisa kamu ambil sebagai keyword. Beberapa contoh keyword yang mungkin muncul antara lain seperti pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, eco-friendly, pengembangan diri, peningkatan mutu SDM, dan lain sebagainya.
Sebagai inspirasi, coba perhatikan keywords yang bisa kita temukan dari website rekrutmen perusahaan berikut ini.
Berdasarkan kata-kata yang di-highlight tersebut, kamu bisa menyimpulkan bahwa perusahaan sangat peduli pada bumi yang berkelanjutan. Maka, kamu bisa menonjolkan dalam resume mengenai aktivitas berorganisasi yang kamu lakukan yang berhubungan dengan energi alternatif, penghematan energi, kelestarian alam, dan lain sebagainya.
Dalam CV atau resume, kamu perlu mencantumkan sebuah paragraf yang menjelaskan singkat tentang dirimu. Di sini, cobalah untuk memfokuskan penjelasan sesuai dengan keyword yang kamu temukan.
"Fresh graduate yang inovatif dan cermat dengan pengalaman internship di bidang data science. Dengan kemampuan bekerja sama yang baik dalam team, saya ingin sekali berkontribusi dalam pemodelan dan eksperimen kuantitatif untuk meningkatkan pengalaman pengguna layanan digital Livin by Mandiri di Indonesia."
Sebuah CV atau resume biasanya juga memuat daftar skill, baik itu hard skill maupun soft skill. Sayangnya, para pencari kerja kerap kali terlalu banyak menuliskan skill mereka, sehingga justru terdengar klise dan berlebihan. Sebaiknya, kamu cukup mencantumkan kemampuan dan keterampilan yang masih relevan dengan pekerjaan maupun perusahaan. Tentu saja, pastikan apa yang kamu cantumkan itu sesuai dengan fakta.
Menuliskan tugas dan tanggung jawab pada bagian pengalaman kerja dan berorganisasi memang baik. Namun, akan lebih mengesankan lagi bila kamu mencantumkan juga pencapaian yang telah kamu raih dalam pekerjaan tersebut. Poin pencapaian akan jauh lebih efektif untuk menonjolkan potensimu, ketimbang sekedar informasi mengenai tugasmu.
Bagi para fresh graduate yang minim pengalaman kerja, inilah beberapa contoh pencapaian dalam berorganisasi yang bisa kamu tulis:
Format dan desain CV bukan hanya sekedar untuk membuat dokumen lebih eye-catching. Tujuan utamanya sebetulnya adalah agar dokumen menjadi lebih nyaman dan menarik untuk dibaca.
Dalam menyusun CV atau resume, pastikan juga desainnya sesuai dengan jenis pekerjaan dan bidang industri. Sebagai contoh, jika kamu melamar di bidang perbankan, maka penggunaan template yang terlalu dinamis dan berwarna akan mengesankan kamu kurang serius. Idealnya, format profilmu harus bersih dan sistematis. Sementara, CV untuk melamar dalam bidang arsitektur sebaiknya memiliki desain yang lebih artistik, namun tetap terstruktur rapi.
Lamaran dengan CV atau resume umum yang kamu sebarkan ke 50 perusahaan mungkin akan mengantarkanmu pada interview di 3-4 perusahaan. Dengan CV atau resume tailoring, kamu mungkin hanya perlu mengajukan 10 lamaran untuk mendapatkan jumlah interview yang sama. Cara ini tentu saja jauh lebih efisien, terutama bagi para jobseeker yang masih fresh graduate.