Pernahkah kamu gagal lolos seleksi administrasi padahal memiliki kualifikasi yang mumpuni? Bisa jadi, ada salah satu atau beberapa kesalahan dalam CV atau resume yang kamu lampirkan dalam email lamaran kerja.
Sebelumnya, perlu kita pahami bagaimana seleksi administrasi berlangsung untuk mengerti mengapa kesalahan kecil dalam CV bisa menyebabkan kegagalan.
Dalam sebuah event rekrutmen, perusahaan bisa menerima puluhan hingga ratusan lamaran. Kemudian, pihak HRD harus membaca CV atau resume dari semua kandidat yang mereka lampirkan pada email lamaran masing-masing. Di sini, HRD kemudian akan membagi semua lamaran tersebut menjadi dua kategori, yaitu ditolak dan diluluskan.
Membaca begitu banyak dokumen tentu bisa jadi sangat menjemukan. Tak jarang mereka mendapati kalimat-kalimat yang sama di berbagai dokumen, sehingga makin jenuh pula rasanya.
Akibatnya, CV yang kurang menonjol akan cenderung terkesan membosankan dan dimasukkan ke kategori ditolak. Masalahnya, seringkali seorang kandidat memiliki value yang tinggi, namun tetap gagal lolos seleksi administrasi hanya karena mereka gagal menghadirkan profil yang efektif.
Sebelum mengunggah dan mengirimnya, cobalah perhatikan lagi draft CV yang sudah kamu buat sebelumnya. Adakah salah satu atau beberapa dari poin berikut yang tak sengaja kamu lakukan?
Bagi fresh graduate, resume idealnya tidak lebih dari satu halaman. Jika pengalaman kerjamu sudah cukup banyak, kamu bisa membuat resume hingga dua halaman, namun sebaiknya tidak lebih dari itu. Resume memang harus ringkas dan fokus pada poin-poin penting saja, mengingat HRD harus menyeleksi banyak sekali profil peserta rekrutmen.
Di samping resume, kamu juga bisa melampirkan CV dalam email lamaran kerjamu. Berbeda dengan resume, CV biasanya memuat informasi secara lebih lengkap dan terperinci. Pihak recruiter bisa memeriksa CV yang kamu lampirkan jika mereka penasaran setelah melihat resumemu.
Bagi yang masih bingung, silakan baca artikel ini untuk mempelajari bedanya CV dan resume, serta bagaimana penggunaannya.
Typo dan grammatical error bukanlah kesalahan sepele. Meski maksud dan tujuanmu bisa dipahami dengan baik, adanya kesalahan penulisan menunjukkan kamu kurang teliti atau kurang serius dalam mengerjakan tanggung jawabmu.
Biasakan untuk melakukan proofreading pada apapun yang kamu tulis dan kirimkan dalam konteks profesional, baik itu konten email, resume, CV, maupun portofolio. Proofreading minimal dilakukan dua kali dengan ada jeda waktu di antara keduanya.
Kamu bisa meminta tolong orang lain untuk membantu memeriksa tulisanmu. Jika menggunakan Bahasa Inggris, kamu bisa mengeceknya dengan Grammarly atau semacamnya untuk mencari adanya kesalahan penulisan atau berbahasa.
Paragraf perkenalan pada bagian atas CV atau resume adalah bagian yang krusial. Seringkali pihak membacanya dahulu untuk menentukan apakah konten lainnya perlu dibaca juga atau tidak. Oleh karena itu, hindarilah menggunakan istilah atau kalimat yang terlalu sering digunakan orang lain.
Beberapa contoh frasa yang klise antara lain adalah bertanggung jawab, pekerja keras, mampu bekerjasama dalam tim maupun individu. Meski hal-hal tersebut memang diperlukan dalam bekerja, kamu tidak perlu mencantumkannya demikian. Solusinya, carilah kata-kata yang lebih spesifik, misalnya seperti:
Jangan dikira pihak recruiter tidak akan tahu kalau kamu membual dalam CV. Baik itu informasi yang dilebih-lebihkan atau malah sepenuhnya dusta, pihak perusahaan pasti bisa mengetahuinya. Bagaimanapun juga, mereka sudah berpengalaman untuk memastikan hal tersebut.
Struktur CV atau resume berantakan atau tidak sistematis cenderung akan membingungkan atau tidak nyaman untuk dibaca. Akibatnya, pihak recruiter malas membacanya dengan seksama sehingga potensimu tidak akan tertangkap oleh pihak recruiter. Ketidakrapian dokumenmu juga akan meninggalkan impresi yang kurang baik.
Selain struktur elemen-elemennya, kamu juga harus memastikan ukuran font serta spasi yang digunakan. Beri juga margin yang cukup agar profilmu tidak terlihat terlalu penuh, namun juga tidak terlalu kosong.
Selain memastikan formatnya bersih dan rapi, kamu juga harus memperhatikan desain yang kamu aplikasikan pada dokumen. Ingat, fokus desainmu adalah membuat CV atau resumemu terlihat lebih menarik tanpa mengurangi kemudahan dan kenyamanannya untuk dibaca.
Hindari penggunaan font yang rumit atau elemen tambahan yang terlalu mencolok. Untuk pilihan warna dan kombinasi elemen, kamu bisa menyelesaikannya dengan bidang industri yang kamu lamar. Misalnya, CV yang hanya hitam putih sederhana tentu tidak akan sukses membuat recruiter tertarik jika pekerjaan yang kamu lamar bergerak di bidang industri kreatif. Sebaliknya, penggunaan frame berwarna neon akan membuatmu gagal mendapat panggilan interview untuk bekerja di biro pengacara.
Resume atau CV tailoring adalah suatu usaha menyusun ulang dan memoles resume/CV agar lebih sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. Tujuannya adalah untuk lebih menonjolkan potensimu. Oleh karena itu, tidak melakukan tailoring beresiko menyebabkan potensimu kurang menonjol dalam dokumen profilmu. Sehingga, pihak recruiter kurang bisa menangkapnya.
Kamu bisa mencoba membaca artikel ini untuk mempelajari lebih banyak tentang tujuan dan tips resume tailoring.
Penggunaan nama email yang terdengar konyol atau bahkan tidak pantas bisa membuat perusahaan hilang rasa ketertarikannya padamu. Foto profil email yang terlalu nyeleneh pun bisa menyebabkan efek serupa. Jika kamu memiliki alamat email yang seperti ini, sebaiknya buatlah satu alamat email baru yang lebih profesional.
Idealnya, alamat email adalah menggunakan nama asli karena akan sangat memudahkan orang lain untuk berkorespondensi denganmu. Variasi dengan angka masih bisa diterima. Namun, hindari penggunaan label atau elemen kata-kata lain. Selain itu, pastikan juga foto dalam profil emailmu juga menggunakan gambar yang sopan dan profesional.
Di era sekarang, beberapa perusahaan mulai memperhatikan aktivitas karyawan dan calon karyawan mereka di dunia maya. Mereka tidak akan terlalu memperdulikan apa yang menjadi minat dan kebiasaanmu di internet. Biasanya, mereka hanya mengecek untuk memastikan segala kegiatanmu di sosial media tidak bersifat asusila, melanggar norma, atau menyinggung orang lain.
Seleksi administrasi memang terdengar mudah, namun kamu tidak boleh menganggapnya remeh. Bagaimanapun juga, kamu harus bisa lolos di tahap ini terlebih dahulu sebelum berkesempatan menunjukkan lebih banyak potensimu pada sesi seleksi berikutnya. Oleh sebab itu, pastikan CV atau resume yang kamu kirim sudah sempurna.